Friday, November 22, 2013

Mestinya Bukan Scary Poster

Semalam kami membawa Fatiya ke dokter, terpicu alergi mengakibatkan luka di telinganya. Sambil duduk menunggu panggilan untuk diperiksa, saya memperhatikan sekeliling. 
source: zazzle.com

Jleb, langsung perasaan jadi tidak nyaman. Mendadak cemas dan jadi nyeri tanpa sebab. Pasalnya, disekeliling ruang tunggu bertaburan poster yang menunjukkan luka infeksi yang memburuk pada anak, poster bertulisan IMUNISASI dengan berbagai anak dalam kondisi yang sakit dan menggenaskan -- juga mencemaskan--dengan wajah yang kuyu dan pucat, poster yang menunjukkan kondisi tubuh anak dengan gembung penyakit ntah apa. Dan banyak lagi poster-poster lain yang layak untuk dijuluki Scary Poster.

Saya tidak mengerti. Mungkin dokter ingin mengingatkan orang tua apa saja resiko penyakit yang mungkin terjadi pada anaknya. Tapi rasanya bukan begitu pilihan bijak untuk mendekorasi ruang tunggu, tempat sekumpulan orang tua datang dengan berbagai perasaan cemas, sambil membawa buah hatinya tercinta. Bahkan orang tua yang datang hanya untuk sekedar check up kesehatan anak pun akan merasa cemas. 

Saya membayangkan, alangkah membahagiakan bagi orang tua yang datang dengan perasaan campur aduk, ketika duduk diruang tunggu yang bernuansa ceria. Dengan warna yang membuat gembira, boneka dan berbagai pajangan yang mewarnai ruangan agar menenangkan bagi anak, dan juga orang tua. Perawat yang ramah dan mengerti psikologi anak. 

Come on, jangan bilang soal dana. Para dokter anak itu punya penghasilan yang besar dari praktek swasta begini. Seperti kata iklan, "Buat anak kok coba-coba.". Tidak ada orang tua yang memilih coba yang murahan tidak jelas buat pengobatan anak. Mahal pun jadi yang penting jelas terjamin.

Mestinya bukan Scary Poster yang menghiasi ruang tunggu. Tapi poster-poster yang ceria dan membuat anak gembira, dan orang tua terhibur. Dokter itu bukan hanya soal 'memancing' pembeli obat. Dokter itu mengobati hati dan fisik.

Post a Comment

Start typing and press Enter to search