Saturday, March 15, 2014

Pesona Unik Ujung Barat Negeri, Ep.2

Pada tulisan sebelumnya sudah kuceritakan tentang dua tempat yang akan mudah kau temukan, dengan menggunakan google atau sekadar bertanya pada orang yang pernah berkunjung ke Banda Aceh. Dibagian kedua ini, kawan, masih juga ku ceritakan tempat-tempat yang lazim dikunjungi. Masih berada pada ranah umum.

Taman Putroe Phang, Pinto Khop dan Gunongan

Source : amazing-albums.blogspot.com
Dari Kerkoff (lihat tulisan sebelumnya : Pesona Unik Ujung Barat Negeri Ep.1 ) bila kau melongok ke balik temboknya, disisi sebelah kanan. Tepat diseberang jalan kau akan melihat satu situs sejarah yang sering sepi tanpa pengunjung. Kawan, situs ini adalah situs sejarah yang melukiskan cinta. Cinta Sang Sultan pada permaisurinya dan cinta rakyat pada sultannya.

Gunongan, namanya mencerminkan maknanya. Gunung tempat bermain, imitasi mungil pelipur rindu bagi Putri Kamaliah, yang oleh rakyat aceh dikenal dengan panggilan Putroe Phang (Putri dari Pahang).

Pedih melihat kerinduan Putroe Phang pada tanah kelahirannya Pahang, Sultan pun membangun tempat mandi dan bersantai sebagai penghibur hati, desain yang dibuat menyerupai pegunungan tempat sang putri bermain saat kecil.


Source : commons.wikimedia.org
Kisah mengatakan, kawan. Gunongan ini dibangun dengan sumbangan rakyat, bukan karena sultan tak mampu, namun karena rakyat ingin terlibat. Legendanya, satu orang menyumbangkan sebutir telur dan segenggam tanah, yang digunakan campurannya untuk membangun dasar bangunan ini. Ah, romantika masa lalu memang mencengangkan.

Kawan, bila ingin tahu lebih lagi, izinkan aku menganjurkan satu saran. Mampirlah ke sini blog temanku Ferhat. Ada cerita yang lebih lengkap.

Tak jauh dari Gunongan, terpisah oleh jalan raya yang dulunya tak ada, ada taman Putroe Phang. Ditengahnya ada satu monumen unik, Pinto Khop namanya.

Seorang dari keluarga keturunan Sultan Aceh, mengatakan bahwa dari tempat Meuligoe/Pendopo Gubernur, Gunongan dan Pinto Khop, Blang Padang hingga Mesjid Raya Baiturrahman, adalah lingkungan Istana Kesultanan.

Gunongan dan Pinto Khop sendiri, tak lain dan tak bukan adalah bagian dari wilayah Dalam. Wilayah internal, kawan. Area khusus hanya untuk keluarga Sultan, bahkan lebih khusus lagi, tempat bagi kaum perempuan dalam keluarga sultan. Pinto Khop adalah pemisah, jalur masuk yang hanya boleh dilewati orang tertentu saja.

Kau mungkin tahu motif ukiran Aceh paling terkenal, Pinto Aceh, sebenarnya berasal dari ukiran yang menghiasi Pinto Khop. Sayang, pintu aslinya sendiri telah lama hancur karena lapuk. Itu salah satu kelemahan budaya aceh, banyak yang menggunakan kayu. Sehingga hancur akibat waktu atau dibakar saat perang.

Satu lagi kawan, tahukah kau ada cerita menarik dalam hal Pinto Khop ini? Bila tak tahu, tak soal, karena akan kuberitahu.

Source :visittoaceh.blogspot.com

Mengapa namanya Pinto Khop? Itu pertanyaan yang sering kutanyakan. Menurut seorang dari keluarga keturunan sultan, nama itu karena sensasi rasa yang timbul saat pintu menutup. Suara berdebum, dan lorong dibelakang pintu,  memberikan kesan kedap dan berat. Khop, tertangkup.
Pinto Khop sendiri adalah satu karya arsitektur yang indah pada zamannya, kawan. Tak hanya karena ukiran yang menghiasinya, namun juga karena mekanisme kerjanya. Dibangun dengan kemiringan tertentu, membuat pintu yang menurut kisah, sangat berat, mampu menutup sendiri, perlahan dan dengan sangat anggun.

(bersambung)

Post a Comment

Start typing and press Enter to search