Saturday, January 23, 2016

Tak Ada Istimewanya Ridwan Kamil


Semua heboh ntah apa, dengan segala pujian dan sanjung terhadap walikota Bandung. Ridwan Kamil. Yang setiap kedatangannya di berbagai tempat, gempitanya tak kalah dengan kedatangan para selebritas dunia hiburan.

Ketika Ridwan Kamil kemarin ke Banda Aceh, bertebar yang selfie dengan ceria bersama pak walikota. Jauh lebih banyak dari yang selfie dengan ibu Illiza, walikota Banda Aceh. Dan bagi saya itu aneh. Karena saya tak melihat ada yang istimewa dari seorang Ridwan Kamil.

Jangan jealous gitu, bang. Kata seorang teman. Istri dari teman saya. Padahal sungguh saya tak melihat ada yang istimewa. Biasa saja. Tapi melihat kekaguman yang membanjir dari banyak tempat, mau tak mau saya berpikir untuk menilai kembali.

Beliau punya istri yang cantik, cerdas, dan shalihah. Ini kata teman saya yang lain, dan saya agak merinding melihat dia memasang foto ibu Atalia sebagai wallpaper di handphonenya. Saya teringat istrinya, seorang muslimah shalihah dengan jilbab besar yang membaktikan diri sebagai guru TK, mengajar mengaji di rumah mereka, dan istri yang baik. Jauh dari jelek parasnya. Tapi tak terpasang di wallpaper.

Aih, secantik dan baiknya, ibu Atalia itu istri orang. Teman sih teman, tapi dia baru melanggar rumah tangga pak Ridwan Kamil. Sebagus apapun istri orang, saya lebih mengagumi istri saya sendiri, asam garam kehidupan yang kami jalani, membuatnya sangat istimewa bagi saya. Saya akui, ibu Atalia berparas baik dan terlihat cerdas. Tapi maaf, bagi saya itu hal biasa saja. Banyak yang seperti itu. Beliau menjaga penampilannya, beliau terus mengasah wawasannya. Itu hal yang sangat wajar, Ibu Atalia hanya seorang istri yang sepenuhnya sadar, bahwa dia adalah pendamping seorang pemimpin. Dan paham, ada tugas dan amanah yang juga melekat didirinya sebagai co-pilot bagi sang suami.
Biasa aja kan.

Prestasi pak Ridwan Kamil itu luar biasa. Kata teman yang lain lagi. Dan saya angguk kepala. Tidak menampik banyaknya pencapaian beliau. Tapi jangan salah. Itu tidak lantas menjadikan beliau sebagai sosok luar biasa maha dahsyat.

Taman yang diperbaiki, itu kebutuhan warganya. Kota yang ditata dan dipercantik, itu kebutuhan warganya. Saluran air untuk mengalihkan banjir yang sudah bertahun-tahun berulang, itu menjawab kebutuhan warga. Kemudahan bagi pengusaha kecil di Bandung soal perizinan, itu kebutuhan warga. Dan ada banyak lagi, lagi dan lagi, pencapaian yang panjang berderet. Mudah saja dilacak lewat akun sosial medianya.

Biasa saja. Tak lebih dari mendengar dan menjawab kebutuhan warganya.

Pemimpin yang dekat dengan rakyatnya. Ini pun hal biasa. Sudah seharusnya malah. Pemimpin yang sadar bahwa dirinya adalah perpanjangan dari rakyatnya sudah seharusnya dekat dengan rakyatnya. Apakah ada cara lain yang lebih baik untuk memahami kebutuhan warga, selain menjadi bagian dari warga?

Pak Ridwan Kamil hanyalah seorang pemimpin biasa. Yang menjalankan kebiasaan dan tugas seorang pemimpin. Jauh dari sempurna, jadi jangan mendewakan sampai kagum berlebih. Salahnya beliau juga banyak, masih ditegur oleh warganya, masih ditegur oleh temannya, masih ada yang benci juga. Manusia biasa banget. Sangat biasa.

Kalau beliau mencurahkan segala kreativitas, segala upaya untuk membuat kotanya jadi menawan, rakyatnya jadi terjawab sebagian kebutuhannya. Itu tak lebih dari seorang walikota yang sadar dengan tugas dan kewajibannya. Itu pun dikerjakan dengan seluruh jajarannya, dan tentu saja rakyatnya. Tak mungkin mampu kalau seorang diri.

Biasa saja. Ridwan Kamil hanya seorang walikota, orang yang dipilih rakyatnya untuk memimpin dan dia menjawab permintaan mereka. mencoba menjalankan tugasnya sebaik dia bisa.

Source. https://www.facebook.com/atalia.praratya



  1. Mungkin euphoria itu disebabkan oleh sdikitnya pemimpin qt yg benaar2 mengabdi u rakyat nya. Dan itu yg ada di beliau

    ReplyDelete
  2. Biasa saja menurut Anda, luar biasa bagi saya (saat ini). Indonesia krisis pemimpin seperti beliau, jd wajar kl byk yg nge-fans...

    ReplyDelete
  3. Di tengah gurun pasir, air putih yg biasa saja (yg selalu kita minum, dan memang seharusnya kita minum) menjadi luar biasa.. :)

    ReplyDelete
  4. Tersenyum membacanya. Terlebih ketika melihat komentar yg jelas menunjukkan sebagai penggemar Kang Emil.
    Khas bang sayid fadhil asqar, tulisan ini bermakna ganda. Meskipun terkesan tak memuji, tapi sebenarnya ini pengakuan dan pujian.
    Benar memang bang. Ridwan Kamil itu biasa saja. Karena memang seharusnya seorang pemimpin berkualitas adalah seperti beliau.

    Haha, sabar saja kalau para pendukung Kang Emil akan banyak yg tercukeh. banyak yg membaca tapi tdk paham

    ReplyDelete
  5. Hahahaha, gak papa Mala. Makasih ya :)

    ReplyDelete
  6. Sepakat, dgn asbabul jannah, rahma dan auliya. Hal biasadan seharusnya, jadi luar biasa, krn saat ini memang jarang ditemukan pemimpin berkualitas.

    ReplyDelete

Start typing and press Enter to search