Friday, August 14, 2015

Memilih PKS

Di sudut sana mencaci maki, di sudut sebelahnya lagi memprovokasi. Baca ke timeline yang itu isinya mengolok-olok Islam, menggunakan ilmunya malah untuk menebar kekacauan. Berbalik ke timeline yang lain jumpa dengan para fanatik.

Giliran baca inbox malah berjumpa dengan kawan yang tanpa mau repot bertanya langsung menghakimi. Pasalnya sangat sederhana. Beberapa status yang menampilkan hal baik tentang pak Jokowi, tak peduli seberapa kebetulannya hal baik itu muncul. 

Politik, kisruh sosial, konspirasi, saling cela, dan maki. Padahal sudah beberapa kali saya jelaskan, posisi saya saat ini adalah memilih PKS.

Terus terang, saya sedang memasuki masa jenuh di social media. Padahal kalau dihitung-hitung di FB ini baru sekitar 6 tahun. Tadi melihat timeline dan postingan pertama saya adalah 6 juni 2009 jam 10.26 WIB.

Tapi begitulah kenyataannya. Jenuh.

Social Media ini berubah menjadi kota besar dengan tempat sampah dimana-mana. Berbagai fasilitas yang terus dikembangkan oleh timnya mark zuckerberg juga tidak membantu. Saya block satu orang, muncul yang lainnya, saya unfollow teman yang kerjanya cuma 'nyampah' di socmed, masih muncul juga karena timeline berbagi dengan teman lain yang masih berteman dengan dia.

Jenuh,bosan, kesal, tapi membutuhkan sosial media. Karena pada kenyataannya sosial media memang menjadi jendela untuk melihat dunia, pintu untuk melangkah keluar, speaker untuk bersuara ke dunia.

Lalu teringat. Perubahan, itu dimulai dari hal kecil, dimulainya sekarang, dan dari sendiri. Dan saat itu saya mengambil keputusan penting. Sepele mungkin bagi orang lain, tapi penting bagi saya.

Saya memilih PKS; Perbaiki Komentar dan Status. Publikasikan status yang bermanfaat. Komentarlah dengan baik, bahkan bila berbeda pendapat. Berdebat di socmed, lakukan dengan santun. Jangan menjawab atau berkomentar untuk hal yang tidak dipahami, dan bila ragu bertanyalah.

Memang tidak menjadi satu gelombang besar yang mengguncang jagat dunia maya. Tapi rasanya lebih tenang. Saya pun bisa memilah teman yang berada dalam daftar pertemanan. Ketika kita mencoba memperbaiki kualitas 'percakapan' dan bahasa, ternyata di saat yang sama juga terjadi proses seleksi, mana diantara teman kita selama ini yang rupa-rupanya termasuk 'junker'. Tukang nyampah.

Yang tidak perduli sebaik apapun status, atau usaha orang, yang fokusnya memang cari keributan, yang hobinya memang mencela, atau malah yang ternyata hanya zombie. Tidak punya pikiran sendiri, dan sukanya menyerang membabi buta.

Ternyata pilihan saya tepat, dunia kembali terbuka. Jadi teringat kembali hal lama yang tak sengaja terlupakan. Ketika kita memperbaiki kualitas diri kita, secara langsung akan mempengaruhi kualitas lingkungan yang berinteraksi dengan kita.

Hal yang tepat. Keputusan yang tepat. Untuk memilih PKS.

  1. saya kirain PKS Partai Keadilan Sejahtera

    dan anyway saya masih tetap cenderung memilih PKS utk pilkada serentak sebentar lagi..

    ReplyDelete

Start typing and press Enter to search