Thursday, May 7, 2015

Sekelas Hollywood

source: galleryhip.com
Saya suka menonton film-film lama. Bernostalgia menikmati kenangan masa kecil. Dan sebagai generasi 80's ada banyak hal menarik yang bisa dikenang.

Bagaimanapun orang berkomentar generasi kami angkatan 80's adalah generasi menarik. Generasi peralihan. Kami adalah titik dimana perubahan trend dan teknologi terjadi. Saya sempat merasakan masa bermain dengan kelereng, galah panjang, patok lele, bola godok, batalion tin. Lalu menikmati permainan 'komputer' seperti atari, lalu spica, nintendo, ding-dong, hingga play station yang sekarang sudah 3rd generation,

Merasakan ngetik dengan mesin ketik, dari yang ukurannya sebesar meja, hingga yang sebesar koper kecil. Mempelajari komputer dari DOS, Word Star, Lotus, kemudian Windows 3.11, lalu ver.95, 98, XP, sampai ke Windows 8 sekarang.

Soal hiburan pun cukup menarik. Saya masih ingat acara TVRI seperti Aneka Ria Safari, Kamera Ria, Hiburan Minggu Ini (yg ini agak lupa namanya), Gita Remaja, Berpacu Dalam Melodi. Juga masa-masa nonton dengan berjinjit di jendela rumah tetangga, menyaksikan Kotaro Minami berubah menjadi Ksatria Baja Hitam. Momen yang kalau diingat-ingat sebenarnya agak kejam. Untuk boleh nonton, kami wajib beli es mambo buatan yang punya rumah, kadang isinya sirup yg encer atau kacang ijo yang sekedarnya, itu pun nontonnya tidak boleh masuk rumah, karena anak yang punya rumah nonton sambil ngemil snack yang tak boleh kami sentuh. Nontonnya berjinjit mengintip dari jendela, yang lumayan tinggi, sehingga untuk yang berbadan hemat, harus menopangkan diri di kayu.

Semalam, karena anak-anak cepat tidur (hal yang jarang terjadi), dan setelah istri tersayang selesai nonton My Kitchen Rules. Saya menonton lagi salah satu serial favorit dulu. Star Trek The Next Generation. Walaupun tv kami masih kelas tabung, yang lumayan besar, Layarnya agak menghasilkan warna hijau di sudut kiri atas dan kadang speakernya mendengung tanpa sebab.
http://www.thegeektwins.com/

Sambil tersenyum sendiri, ketika melihat film yang dulu rasanya sangat keren tapi jadi sedikit 'norak' saat ini. Saya mendadak terpikir. Ini film cukup mirip dengan gaya tayangan televisi negeri kita saat ini. 

Film televisi Indonesia saat ini, sebenarnya sekelas dengan Hollywood. Walaupun itu tayangan 20 tahun lalu. Artinya, bila sejarah memang berulang, seperti mode busana saat ini, yang kembali ke gaya ibu-bapak kita muda dulu, maka dua puluh tahun lagi pertelevisian Indonesia, akan sampai pada kelas Hollywood saat ini. Ternyata kita masih punya peluang untuk bisa memiliki televisi yang tayangannya memiliki kualitas.

Maaf. Bagi yang tidak mengerti, ini namanya, berharap sambil nyindir :)

Kalau ada yang keberatan, bagus. Artinya kita sadar betapa mundurnya negeri kita saat ini. Mungkin kita sudah saatnya menghentikan segala cela tanpa tindakan. Bangun kembali bangsa ini tidak bisa cuma dengan harapan akan terjadi reshufle presiden, alih-alih reshufle kabinet. Tapi juga butuh kerja kita. 

Bukan lagi soal dulu milih nomor berapa, atau maksa egois tidak mau perduli sudah salah bertindak. Sekarang waktunya buang ego, buang gengsi. Karena kita tidak ingin mewariskan masa depan bobrok untuk anak cucu.

Satu suara, satu aksi, satu Indonesia. Save Indonesia.
  1. Ya. Kita juga bisa membantu pemerintah sesuai kapasitas kita. jangan tunggu pemerintah.

    ReplyDelete

Start typing and press Enter to search