Tuesday, May 24, 2016

Just doing my best

First of all. Ini pertama kalinya aku membuat post menggunakan ponsel. Sederhana saja, laptop semakin sering mengulah, dan meskipun hanya menggunakan ponsel jadul, aku ingin tetap bisa menuliskan pikiran dalam benak yg sembrawut ini.

Aku bukan blogger aktif. Nilai yg diberikan alexa bagi blogku pun terbilang tinggi (dan dalam dunia blog itu jelek hahaha).Terakhir kalinya aku melihat, sepertinya di angka 6 jutaan menuju 7. Sebenarnya itu tidak jadi soal. Sejak dulu mulai menulis di friendster, kemudian multiply, aku menulis hanya karena ingin menulis. Trafic, rank, payrate, SEO, sampai sekarang masih jadi 'dunia lain' bagiku.

Menginstal blogger apps ini pun semata karena sering ketika aku punya ide membuat tulisan, tapi laptop tak menyala, atau memang aku tak sedang dekat dengan laptop.
Masalahnya, aku penulis bergenre moody, sehingga ketika laptop ditangan, ide tulisan sudah terbang entah kemana. Sedangkan ponsel selalu ada di dekatku. Entah itu di saku atau dalam tas.

Hal yang sedang mengisi pikiranku adalah tentang troll dalam kehidupan. Term yg kugunakan sebagai bentuk adaptif dari istilah Internet Troll. Para pencela yang dikategorikan sebagai predator dlm dunia maya, dalam sosial media.

Yang mengintai di wall sosmed, mencari korban, lalu mencela, meneror, bahkan menyerang. Mereka menghancurkan target dengan mencela, menghina, merendahkan, memprovokasi, dan tak jarang (pada akhirnya) menghancurkan kehidupan targetnya.

Kenyataannya, aku menemukan troll yg nyata, yang hidup.
Aku melihat dengan mata sendiri, bagaimana mereka menjadi perusak.

Mereka dgn cermat menebarkan perpecahan. Menghacurkan usaha orang-orang yg ingin melakukan perubahan. Dengan ringan mengatakan ...

"Yang kamu lakukan itu, sudah pernah kami lakukan. Sia-sia, tak berguna, orang di sini memang bebal, tak bisa kita ubah."

Atau ...

"Kapasitas kamu apa? Dgn keadaan kamu yang cuma akademisnya buruk, apa yg bisa kamu buat. Demi kebaikan kamu, berhenti ajalah, yang ada malu nanti."

Selalu dgn cepat menjatuhkan semangat, dengan cerdas menemukan sepuluh dua puluh keburukan untuk setiap satu hal baik yg ingin dilakukan orang lain. Selalu menemukan cara utk mencela.

Para predator...atau lebih cocok di anggap seperti dementor. Mahluk yg hidup dengan memakan kebahagiaan orang lain, memakan semangat hidup orang lain.

Di kehidupan nyata ini, bukan kisah Harry Potter, tempat para dementor hidup. Bukan dunia yg punya mantra penghasil patronus yang bisa mengusir dementor.

Dalam kehidupan nyata tidak segampang itu.

Hal termudah yang bisa dilakukan di dunia nyata, hanyalah bertahan melakukan yang bisa dilakukann. Just do your best. Berhenti berharap akan ada orang lain yang menyelesaikan. Yakin saja, hanya Tuhan dan diri kita.

Just do your best. Setelah itu berserah saja pada Tuhan.

Post a Comment

Start typing and press Enter to search