Tuesday, April 5, 2016

Yang Tak Pantas Jadi Blogger



Selemah-lemahnya 'iman' kebloggeran seorang blogger adalah ketika ia hanya mampu menuliskan satu postingan perbulan.

Untuk kesekian kalinya aku mendengar pernyataan sejenis. Sebulan sebelumnya, pernyataan senada menjadi api dalam percakapan di satu grup dunia maya. Berselang hari setelahnya satu tautan link menghantarkan aku memasuki laman seorang blogger senior. Sudah tajam keyboardnya karena sering terasah di kancah dunia persilatan kata. Dan kalimatnya pun seiras. Tajam mengiris.

Kubaca kata demi kata dan tercenung memahaminya. Sungguh sia-sia mereka yang hanya posting sebulan dua bulan sekali. Hanya penggembira yang tak pantas menyebut dirinya blogger.


Dan kemarin. Ketika sedang berjuang memahami bahasa HTML yang asing bagiku, kalimat beraroma sama terdengar lagi. Satu post satu bulan menjadi batas hak seseorang itu dianggap layak menjadi blogger.

Dan itu membuatku bertanya-tanya, apakah itu aturan tak terbantah. Aturan yang menjadi legalitas berhak tidaknya seorang manusia dihamparan alam raya menyandang status blogger.

Aku mulai berpikir. Mungkin aku hanya pemimpi yang tak berhak menjadi bagian dari kaum elit itu. Para penulis dunia maya, yang jangkauannya mendunia melintas samudera, melangkahi benua. Yang viewernya mencapai jutaan. Yang penghasilannya mencapai ribuan dollar.

Delete Account. Tulisan itu hanya dua kata. Tapi hanya satu klik, dan semuanya usai. Mungkin aku memang mereka yang tak pantas jadi blogger.

Tapi, bukankah aku memang bukan kaum elit itu. Sejak awal kubuka akun dan lembar-lembar kertas digital, aku menulis hanya karena aku ingin menulis. Aku menyukai saat-saat ketika setiap kata bertaut menjadi kalimat, lalu kalimat menyusun paragraf. Menjadi tulisan.

Setiap tulisan adalah apa yang kupikirkan. Setiap tulisan adalah isi hati. Setiap tulisan adalah jejakku. Di permukaan bumi digital. Jejakku dalam lintas waktu. Yang bila dunia digital tak punah, maka akan bertahan selama server penyedia blog memperkenankan.

Laman ini adalah tempatku menulis. Kanvas ku melukiskan kata, sesukaku. Tak peduli apakah alirannya naturalis, impresionis, atau abstrak. Ada saat aku mengikuti Claude Monet, lain waktu aku adalah Salvador Dali. Bisa saja aku menuruti jejak Afandi, lalu esoknya menapak goresan Basuki Abdullah.

Laman ini aku acuh dengan Traffic Rank Alexa yang naik turun sesuka. Aku pernah di angka tiga jutaan, lalu masuk ke sembilan ratus ribuan, awal tahun kemarin turun ke sekian jutaan, dan tadi naik setelah sebulan ke #6.554.006. Siapa peduli? Aku hanya ingin menulis. Kalau ada yang membacanya silahkan, bilapun tidak ada, sepi seperti kuburan, tak jadi soal.

Bagiku menulis adalah melepaskan kata-kataku ke dunia. Menulis adalah mengguratkan ide di ruang waktu. Dan yang paling utama, menulis mengurangi beban di kepala, bukan menambah beban. Hidupku sudah cukup berat, tak perlu dijadikan lebih berat.

"Sebagian dari kita, telah kehilangan sisi menyenangkan dari menulis." Ujarnya pelan sambil tersenyum. Dia, laki-laki yang memiliki penghasilan jutaan perbulan dari blognya dan belasan font serta desain yang dipajangnya di dunia maya. "Saya ngeblog kapan suka, membuat font untuk fun, dan template hanya karena senang."

Aku terdiam. Lalu tersenyum. Pada akhirnya memang semuanya tergantung niat. Niat menulis di blog itu untuk apa. Cari uang atau cari apa. Aku hanya ingin menulis, di blog, kapan aku suka. Selesai. Titik. Finish.

Lalu bila mereka di luar sana berbeda pendapat, silahkan saja. Bukankan mereka berhak berpendapat, seperti aku juga. Dan sejujurnya mereka tak dirugikan sepeser pun, untukkehadiran orang-orng seperti aku. Yang hanya menulis. Bisa jadi, dulunya mereka juga begitu. Sebelum berpikir dan tahu mengenai traffic rank, adsense, GA dan segala macamnya.

Dunia blog ini, masih akan terus berkembang, dan masih akan terus ada berbagai macam orang di dalamnya. Yang memaknai blog itu dengan beragam cara.

Ah, soal memaknai blog. Bahkan memaknai blog itu apa, masih menjadi perdebatan. Mengutip seorang blogger profesional, Jhon.do,
A blog originally came from the word “weblog” or a “web log”. You can think of it as an online journal or diary, although blogs are used for much more now, like online journalism. A blogger is someone who blogs, or writes content for a blog. Blogging is the act of writing a post for a blog.
Bahkan di laman yang sama, aku menemukan kutipan lain yang membuatku berpikir, kadang kita masih terbawa kebiasaan warisan penjajah, mempersulit sesuatu yang bisa dibuat mudah.

I don’t care.
There is no need to define ‘blog.’ I doubt there ever was such a call to define ‘newspaper’ or ‘television’ or ‘radio’ or ‘book’ — or, for that matter, ‘telephone’ or ‘instant messenger.’ A blog is merely a tool that lets you do anything from change the world to share your shopping list. People will use it however they wish. And it is way too soon in the invention of uses for this tool to limit it with a set definition.

That’s why I resist even calling it a medium; it is a means of sharing information and also of interacting: It’s more about conversation than content … so far. I think it is equally tiresome and useless to argue about whether blogs are journalism, for journalism is not limited by the tool or medium or person used in the act. Blogs are whatever they want to be.
Blogs are whatever we make them. Defining ‘blog’ is a fool’s errand.

Berkilah, tidak juga. Hanya berpendapat. Dan setiap kita berhak sepakat atau berbeda. Karena dunia yang dijalani setiap orang itu berbeda. Dan kita tak pernah tahu bagaimana dua puluh empat jam mereka berjalan, lalu siapa kita bisa menilai mereka, untuk kehidupan yang kita tidak tahu.

After all. Menulis sajalah. Setiap kita punya jalurnya masing-masing. Tapi satu yang sama, aku pikir kita semua ingin merasa gembira saat menulis, bukan terbeban.
  1. Gue suka gaya lo, bang sf. Keep writing ~

    ReplyDelete
  2. Makasih kak ayi, dirimu juga :)

    ReplyDelete
  3. Tulisan bang SF keren! Btw design blognya juga keren! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gratisan punya hahaha, masih kalah sama design dari aslan sama tim http://www.gumugu.com/

      Delete
  4. Numpanv ketawa boleh?? Wkwkwkwkw miris nasib lo ya bang??

    Btw.. Saya nulis blog untuk mengubah image negatif aceh menjadi positif. Saya menulis agar tempat yg saya tulis ramai dikunjungi orang. Saya menulis karena saya senanv mengoceh. Dapat duit?? Alhamdulillah.. Dapat tiket pesawat?? Allahu Akbar.. Hehe

    ReplyDelete
  5. Numpanv ketawa boleh?? Wkwkwkwkw miris nasib lo ya bang??

    Btw.. Saya nulis blog untuk mengubah image negatif aceh menjadi positif. Saya menulis agar tempat yg saya tulis ramai dikunjungi orang. Saya menulis karena saya senanv mengoceh. Dapat duit?? Alhamdulillah.. Dapat tiket pesawat?? Allahu Akbar.. Hehe

    ReplyDelete
  6. Senang yud ya? senang kali nampaknya :D

    ReplyDelete
  7. Setuju! Saya menulis ketika ingin menulis :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya keren untuk dijadikan semboyan, aku menulis karena aku ingin menulis :D

      Delete
  8. enggak ada yang bisa mengkotak-kotakkan saya mau jadi blogger apa. dari awal memutuskan ngeblopg karena saya bisa bebas berekspresi di sini, media sendiri, semua diatur sendiri. jadi kalau ada yang protes, mau saya tak dengan parang aja. hahahah

    ReplyDelete
  9. Nice post, saya juga ngerasain yg begini.

    ReplyDelete

Start typing and press Enter to search