Wednesday, February 9, 2011

Tentang Menikah dan Persiapan


Seorang teman bertanya tentang apa yg menurutku harus dipersiapkan untuk pernikahan, untuk menjalani hari-hari baru itu
aku jadi teringat kata ustad anis matta, ada 4 hal. tapi sebelum sempat menyebutkannya aku teringat hal lainnya ..
" .. keteguhan dan kesiapan mental, itu salah satunya." ujarku.



Keteguhan atau kesiapan mental dalam pernikahan selalu diidentikkan dengan 'siap mental pada masalah dalam rumah tangga' yang bisanya juga akan diterjemahkan menjadi:
1. masalah keuangan
2. kelahiran anak
3. kebutuhan belanja dapur
4. perbedaan sikap/pandangan
.... dan hal-hal semacam itu (urutannya sih terserah)


tapi ada satu 'kesiapan mental' yang jarang dibahas. padahal sering jadi sandungan dalam rumah tangga. yaitu tentang siap mental kalau bertemu dengan yang lebih baik hehehehe

sebut aja begini ..
kalau ternyata setelah menikah bertemu dengan yang jauh lebih 'baik' dari pada istri atau suami. bisa jadi bukan secara fisikalnya, mungkin sikapnya .. atau wawasannya, obrolan yg lebih nyampung, pengertiannya, kelembutannya, ketegasannya .. hal-hal semacam itu lah :)

nah, biasanya akan banyak orang yg memandang remeh. keyakinnannya adalah bahwa cintanya pada sang pasangan adalah mutlak dan tak tergantikan. lalu terjadilah bencana itu ... hati yang mendua.

sejujurnya saya termasuk orang yang percaya banget, tdk ada 'mendua' yg tidak sengaja. semuanya terjadi karena sengaja, pasti. karena 'mendua' itu terjadi karena membiarkan kondisi yg potensial untuk mendua itu muncul.
dengan alasan yakin pada hati dan rasa, banyak yg lantas lalai menjaga batasan sikap, akhirnya keterusan dan .. (kamu tahu lanjutannya)

Yang mesti diingat, manusia itu mudah berubah, namun bukan berarti kita tak bisa mencegahnya. jagalah sikap, kata. dan rasa. pertimbangkan perilaku dari dua sisi, bijaklah memandang. ingat .. kebakaran besar bisa saja bersumber dari bara yg sangat kecil.

Post a Comment

Start typing and press Enter to search